Pengelompokan dan Reproduksi Fungi Laut

Published by adminrootkelautan on

Fungi Laut

Fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki lignin pada dinding selnya. Fungi bersifat saprofit dan parasit, memperoleh nutrisi dengan menyerap dan menyimpannya dalam bentuk glikogen.

Klasifikasi fungi didasarkan pada hifa dan perkembangbiakan. Terdiri dari:

  1. Zygomycota (hifa tak bersekat, perkembangbiakan generatif dengan sporangium)
  2. Ascomycota (hifa bersekat, perkembangbiakan generatif dengan askus)
  3. Basidiomycota (hifa bersekat, perbangbiakan generatif dengan basidium)
  4. Deuteromycota (hifa bersekat, belum diketahui perkembangbiakan generatif, perkembangbiakan dengan konidia. Deuteromycota sering dianggap oleh para ahli bukan jamur sebenarnya. )

Reproduksi jamur terjadi secara 3 cara, yaitu seksual, aseksual dan vegetatif. Reproduksi secara seksual dengan singami, yang memiliki tahapan pertama plasmogami, yaitu peleburan sel-sel miselium jamur (dikariotik / memiliki dua inti haploid). Lalu berlanjut ke tahap karyogami, yaitu peleburan inti sel (menjadi diploid). Kemudian zigot bermeiosis membentuk spora haploid (n). Contoh Fungi yang menghasilkan spora seksual ini adalah Rhizopus.

Askospora merupakan spora seksual yang dihasilkan di dalam askus. Spora ini terdapar pada pada kelompok Ascomycota dan menjadi ciri khusus kelompok fungi tersebut. Sebuah askus dapat menghasilkan delapan askospora sebagai hasil dari meiosis yang diikuti dengan mitosis.

Basidiospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel khusus fungi Basidiomycota yang disebut basidium. Sebuah basidium biasanya memiliki empat basidiospora (kadang berjumlah dua atau delapan). Jamur Basidiomycota memiliki kemampuan untuk melepaskan miliaran spora.

Reproduksi fungi secara aseksual dengan melakukan pembentukan spora haploid hasil pembelahan mitosis hifa seksual jamur. Sporangiospora merupakan spora aseksual yang dihasilkan di dalam sporangium. Spora ini bersifat endogen karena dihasilkan dan disimpan di dalam sporangium sampai matang dan siap untuk disebarkan. Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi fungi Zygomycota. Terdapat dua jenis utama sporangiospora, yaitu zoospora (motil) dan aplanspora (non-motil).

Spora aseksual lain yang digunakan dalam perkembangbiakan fungi adalah konidia (konidiospora). Konidiospora adalah spora eksogen yang terbentuk pada ujung hifa yang disebut konidiofor. Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi fungi Ascomycota dan Basidiomycota. Kadang spora yang dihasilkan dapat memiliki dinding tebal, spora ini disebut dengan klamidospora atau klamidokonidia.

Perkembangbiakan fungi secara vegetatif terjadi secara fragmentasi, budding, pembelahan, rizhomorphus, sclerotia. Fragmentasi terjadi pada fungi yang berfilamen, miselium dapat terpotong-potong menjadi beberapa segmen, dan setiap segmennya dapat tumbuh menjadi individu baru. Tunas (budding), adalah mekanisme reproduksi jamur secara aseksual yang terjadi pada sebagian besar ragi (yeast) dan beberapa jamur berfilamen. Dalam proses ini, tunas (sel anak) tumbuh pada permukaan sel ragi atau hifa, dengan sitoplasma yang tidak bersekat dengan sel induk. Nukleus dari sel induk kemudian membelah diri, satu inti pindah ke tunas, dan satunya lagi tetap pada sel induk. Sel induk dapat memproduksi banyak tunas melalui permukaannya dengan terus menerus mensintesis sitoplasma dan pembelahan inti. Setelah tunas berkembang pada titik tertentu, meskipun belum terpisah dari sel induk, sel tunas itu sendiri sudah dapat menumbuhkan tunas baru dengan proses yang sama. Pada akhirnya tunas terpisah dari sel induk dan menjadi individu baru. Tunas yang terlepas dari hifa dari jamur berfilamen berlaku seperti spora (berkecambah dan tumbuh menjadi hifa baru), “spora” ini disebut dengan blastospora.

Categories: BIOTA LAUT

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *